Selasa, 05 Oktober 2010

Pameran Batik Sambut Hari Batik

SURABAYA - Menyambut hari batik internasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober, publik Surabaya juga turut meramaikannya dengan menggelar pameran batik yang dilaksanakan di dua tempat yang berbeda dengan konsep yang berbeda. Adalah CITO, City Of Tommorow, pusat perbelanjaan yang terletak di perbatasan Surabaya-Sidoarjo, dan Museum House of Sampoerna yang terletak di jalan Taman Sampoerna no6.

Mall CITO yang memang memperkenalkan diri sebagai mall yang memproyeksikan diri menjadi sentra batik, mengadakan gelar pameran batik nasional yang diadakan di lantai 1. Dimuai dari tanggal 1-5 Oktober 2010, Pengunjung dapat melihat-lihat batik yang dipamerkan disana dan ada juga batik yang untuk dijual. Untuk batik yang dijual, penjual yang mengikuti pameran sengaja tidak memasang harga yang tinggi.

pameran batik di CITO

Batik yang dijual berkisar hanya dari Rp25.000 sampai Rp300.000 saja. Menurut Herlambang, penjual batik asal pekalongan yang mengikuti pameran tersebut, “kami menjual murah supaya animo masyarakat untuk membali batik muncul”. Walaupun demikian, kualitas batik yang dijual juga bukanlah batik sembarangan. Batik yang dipamerkan maupun dijual merupakan 100% batik Indonesia.

Museum House of Sampoerna atau yang biasa disebut HoS, juga tidak kalah ketinggalan. Museum yang dibangun di dekat areal bekas penjara kalisosok ini menampilkan 50 koleksi batik klasik Jawa Timur. Digelar dari tanggal 24 sampai 10 Oktober 2010 mendatang, memamerkan koleksi batik klasik dari para kolektor batik yang ada di Jawa Timur diantaranya para kolektor batik klasik, pengrajin, pejabat, dan mantan pejabat.

Batik yang dipamerkan juga bukan batik sembarangan. Merupakan batik klasik yang minimal harus berusia 30 sampai 200 tahun. Pameran batik klasik ini memamerkan keindahan batik klasik dari Jawa Timur diantaranya dari daerah Tuban, Sidoarjo, Tulungagung hingga Tanjungbumi, Pamekasan dan Sampang.

pameran batik di Hos

Batik klasik sebelumnya hanya dikenal berasal dari kraton Solo dan Yogyakarta saja. Namun ternyata, Jawa Timur yang merupakan non-kraton juga memiliki Batik Klasik yang tidak kalah bernilai sejarah dibandingkan dengan yang dari kraton Solo dan Yogyakarta. Diantara batik klasik yang dipamerkan adalah batik klasik berusia 200 tahun “Batik Kraton” dari Sumenep (Madura) yang merupakan koleksi Erwin Sosrokusumo. Untuk batik berusia 100 tahun ada “Batik Isuk Sore” dari Sidoarjo. (wd)

courtesy foto : Andy Sam Surabayamuda.com, my.opera.com/robertuspudyanto

3 komentar:

  1. menarik. more 'reporting' picture will be ok.

    BalasHapus
  2. waaah, si mbak ini pnya blog lagi :p
    saya juga pengusaha batik nih mbak, tapiii belom bisa bedain batik asli ma batik palsu. huhu.
    ada tips?

    BalasHapus
  3. @sincitylover ah saran ditampung. terimakasih :)

    @AMYunus ini another tasking project bung. hehe, batik made in china nggak terbuat dari proses pencantingan / cap. baca aja postingan saya di artikel batik (made in) china. semoga berguna :)

    BalasHapus